Oleh : ROY AUDIA ALFIAN (NIM 13702041), S1 - Material Engineering Study Programme
Dibuat : 2007, dengan 8 file
Steel Fiber Reinforced Castable Refractories (SFRCR) merupakan material
refraktori castable yang mengandung serat-serat pendek baja acak sebagai
penguatnya. Serat baja digunakan untuk meningkatkan umur produk,
meningkatkan ketahanan terhadap thermal shock, serta meningkatkan sifat mekanik refraktori. Keberadaan serat-serat pendek dan acak pada
refraktori ini membuat sifat mekanik yang dimilikinya kemungkinan tidak
seragam. Untuk mengatasinya digunakan kawat penguat yang tersusun rapih,
kontinu dan teranyam untuk meneliti kekuatan mekanik modulus of rupture
(MOR) dari spesimen tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari pengaruh dari penambahan fraksi berat kawat baja penguat
yang kontinu dan teranyam terhadap harga MOR refraktori LAMJ-1 (Alumina
Spinel Castable). Disamping itu, juga akan dipelajari sifat-sifat
refraktori ini pada berbagai temperatur antara 105oC sampai 1400oC untuk
mengetahui kemampuan refraktori ini dalam menahan berbagai beban yang
terjadi sebelum refraktori ini memiliki kekuatan yang optimum termasuk
beratnya sendiri. Pengujian MOR dilakukan pada temperatur kamar mengacu
pada standard BS.1610. Pengujian ini dipilih untuk melihat beban
tranversal yang mampu ditahan refraktori ini sampai gagal.
Untuk mendukung data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan
analisa struktur mikro menggunakan Phillips Scanning Electron Microscope
XL-20 dilengkapi dengan EDS DX-40, juga karakterisasi senyawa material
menggunakan X-Ray diffraction. Pada temperatur antara 105-816oC,
penambahan kawat penguat kontinu sebesar 1,8% mampu meningkatkan harga
MOR menjadi dua kali lipat, dan meningkat sekitar 200% pada penambahan
3,6% kawat. Pada temperatur di atas 816oC sampai pengamatan pada
temperatur 1150oC, keberadaan kawat tidak mampu meningkatkan sifat
mekanik karena harga MOR yang dihasilkan menurun dari 7,62 MPa pada 816oC menjadi 3,85 MPa pada 1150oC setelah penambahan 3.6%
kawat. Harga MOR yang dihasilkan juga menurun setelah penambahan 1,8%
kawat dari 4,77 MPa pada 816oC menjadi 2,57 MPa pada 1150oC. Hal
tersebut disebabkan terkorosinya kawat pada temperatur tinggi.
Pengaruh
variasi temperatur terhadap kekuatan refraktori tanpa adanya penambahan kawat
juga diamati. Pada 350oC kekuatan meningkat dari 4,06 MPa menjadi 4,74
MPa dibandingkan produk pada 105oC. Pada 816oC kekuatan menurun dari
4.74 MPa menjadi 1.27 Mpa. Pada temperatur 1150oC kekuatan meningkat
dari 1,27 MPa menjadi 3,85 MPa dan semakin terus meningkat pada 1400oC
menjadi 4,71 MPa. Perlu dipelajari lebih lanjut tentang mekanisme
penurunan kekuatan antara 105oC- 350oC dan kelakuan refraktori ini pada
temperatur diatas 1400oC dengan menggunakan kawat yang tidak mudah
terkorosi.
Sumber :