Oleh : RUDYANTO SIHOTANG (NIM 12103057), Central Library Institute Technology Bandung
Dibuat : 2008, dengan 8 file
kebutuhan industri untuk pemakaian baja tahan karat semakin meningkat
akhir-akhir ini. Salah satu jenis baja tahan karat yang menarik untuk
diteliti dan dikembangkan adalah baja tahan karat dupleks. Baja tahan
karat dupleks merupakan jenis baja tahan tahan karat yang memiliki dua
fasa yaitu ferit dan austenit.
Diperlukan ilmu metalurgi yang cermat untuk dapat merancang baja tahan
karat dupleks. Dalam hal ini digunakan diagram Schaeffler sebagai
diagram perancangan untuk membuat jenis baja ini. Informasi mengenai
pengaruh unsur-unsur pemadu terhadap perubahan fraksi volume fasa ferit
dan austenit akan sangat berguna untuk disain pembuatan baja tahan karat
dalam penggunaan skala industri. Perlakuan panas isotermal dan
anisotermal juga dilakukan pada temperatur 400oC, 600oC, 800oC dengan
waktu penahanan 1, 3, dan 6 jam untuk mempelajari tingkat perubahan
struktur mikro paduan as cast dan untuk mengidentifikasi fasa sigma
(fasa merugikan) yang muncul pada paduan.
Dari hasil pembahasan pada data-data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa paduan 2 (28.74% ferit), paduan 3 (58.52% ferit), dan
paduan 4 (80.93% ferit) merupakan jenis baja tahan karat dupleks yang
berhasil dilakukan, sedangkan paduan 1 (10.18% ferit) cenderung
merupakan jenis baja tahan karat austenitik. Penurunan fraksi volume
ferit sebanding dengan: penurunan rasio Cr/Ni, peningkatan temperatur
pemanasan, dan lamanya waktu pemanasan. Fasa sigma muncul pada
temperatur 800 oC, sedangkan pada temperatur 400oC dan 600oC fasa sigma
tidak muncul.
Sumber :
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-rudyantosi-29288
Tidak ada komentar:
Posting Komentar