Sabtu, 27 September 2014

SIMULASI PENGENDALI ADVANCED PROCESS CONTROL PADA MAIN DISTILLATION



SIMULASI PENGENDALI ADVANCED PROCESS CONTROL PADA MAIN DISTILLATION DI PERTAMINA UP V BALIKPAPAN MENGGUNAKAN PROGRAM HYSIS

 Created By : Irfin, Zakiyah

Contributor : Prof. Ir. Renanto Handogo,MS.Ph.D

Tanggal : 15/01/2010

Identifier : ITS-Master-3100007030590

Collection ID : 3100007030590

 

          Suatu bentuk lengkap dari gambaran proses industri kimia adalah bagian fraksinasi crude dari refinery oil. Di proses ini raw material (dalam hal ini crude oil) di pompa dari tank farm melalui gas-fired preheater furnace, ke dalam fraksionator, dimana terjadi pemisahan menjadi produk berguna seperti nafta,kerosene, light gas oil, heavy gas oil dan high boiling residu. Pedoman pengoperasian unit-unit proses dari proses kimia berdasarkan pada tujuan :

1. Diinginkan untuk mengoperasikan unit proses secara aman

2. Spesifikasi kecepatan produk yang harus terjaga

3. Spesifikasi kualitas produk yang harus terjaga Dengan berjalannya proses, variabel akan selalu berubah terhadap waktu sehingga diperlukan pemantauan yang merupakan tugas dari pengendali untuk mencapai tujuan di atas.

           Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses secara keseluruhan dan bagaimana pengendali bertanggung jawab terhadap adanya perubahan proses, digunakan studi kasus yang diambil dari Crude Distillation Oil di Pertamina UP V Balikpapan. Beberapa pengendali dari tingkatan sederhana sampai tingkatan yang lebih kompleks telah dimanfaatkan di sini. Karena dengan pengendalian dengan struktur yang lebih kompleks akan memberikan penyelesaian yang lebih baik jika dibandingkan dengan pengendali yang lebih sederhana.

            Berdasarkan pernyataan di atas, timbul permasalahan bahwa pengendali sederhana ternyata masih belum memenuhi tujuan pengendalian dan unjuk kerja yang baik jika dibandingkan dengan pengendali yang lebih kompleks. Dalam penelitian ini diambil dua konfigurasi yaitu konvensional dan APC (cascade kontrol) yang bisa mewakili permasalahan di atas.Pendekatan permasalahan di lapangan bisa dilakukan dengan cara membuat program simulasi dari proses refinery oil di unit crude distillation. Beberapa konfigurasi pengendali konvensional yang diterapkan di CDU menjadi acuan untuk simulasi ini dan digunakan juga untuk membuat konfigurasi cascade. Dengan bantuan program simulasi dilakukan auto tuning untuk mendapatkan nilai-nilai parameter pengendali. Hasil pengendalian diperoleh dengan memberikan gangguan berupa perubahan laju alir feed sebesar 10% dan komposisi feed. Hasil yang diperoleh adalah bahwa berdasarkan IAE konfigurasi konvensional memberikan nilai yang lebih kecil pada semua variabel gangguan jika dibandingkan dengan konfigurasi APC (cascade). Hal ini berarti pengendali konvensional lebih baik daripada konfigurasi APC secara IAE. Penggunaan pengendali konvensional juga telah memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan.

 Tulisan diatas ialah rangkuman dari apa yang saya baca di sebuah web, dan saya mohon maaf seandainya rangkuman saya diatas mungkin sampai salah mengartikannya.


ANALISIS PEMAKAIAN BAHAN BAKAR CAMPURAN KEROSENE DAN MINYAK PELUMAS


ANALISIS PEMAKAIAN BAHAN BAKAR CAMPURAN KEROSENE DAN MINYAK PELUMAS TERHADAP PEMBENTUKAN JELAGA PADA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

Created by :
Darsopuspito, Sudjud; Brata, Todi Indra
Date Create : 17/07/2009
Identifier : ITS-Article-2214009000052
Collection ID : 2214009000052
Call Number : 665.538 Dar a



          Abstrak Penggunaan campuran minyak pelumas MESRAN SAE 40 pada bahan bakar kerosene untuk  mesin diesel merupakan upaya para pengguna solar dalam mengatasi terjadinya  lonjakan harga . Pada eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Motor Bakar dan Bahan Bakar Teknik Mesin FTI – ITS , ingin diketahui seberapa jauh pengaruh penambahan pelumas pada kerosene terhadap pembentukan jelaga pada motor diesel putaran konstan .
         Perilaku penambahan pelumas pada bahan bakar kerosene sebagai pengganti bahan bakar solar  diuji coba pada motor diesel 4 langkah  Kubota GA 100H 1 silinder dengan pendingin air,  putaran konstan, berbeban listrik,  dengan prosentase penambahan pelumas mulai dari 5%, 10% , 15% , 20% , dan 30%.. Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan terhadap parameter unjuk kerja motor, untuk menganalisis kandungan jelaga yang terjadi pada gas buang . Diharapkan dengan penambahan pelumas pada bahan bakar kerosene ini akan didapatkan komposisi campuran terbaik dimana produk jelaga yang dihasilkan akan mendekati  produk jelaga motor diesel berbahan bakar solar.  
          Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan oleh pemerintah         per 2 Januari 2003 membuat  masyarakat perkampungan nelayan  makin terpukul . Daya beli mereka yang rendah mengakibatkan mereka kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar mesin perahu yaitu solar. Akibatnya sebagian dari mereka mencampur bahan baker minyak tanah (kerosene) dengan oli bekas sebagai pengganti solar.  Apa yang dilakukan oleh masyarakat perkampungan nelayan ini belum pernah diteliti secara ilmiah pengaruhnya terhadap unjuk kerja maupun proses pembentukan jelaga pada motor diesel.
          Oleh karena itu sehubungan dengan permasalahan ini maka dilakukan penelitian terhadap pengaruh beberapa komposisi campuran kerosene dan minyak pelumas terhadap motor diesel putaran konstan, dan kemudian akan  dilakukan analisis terhadap kandungan jelaga yang dihasilkan.

Skema Pengujian  
Keterangan :
1. Beban Lampu
2. Dynamometer
3. Lengan Dynamometer
4. Sambungan Poros
5. Saluran Gas Buang
6. Motor Diesel Uji
7. Tuas Pembuang Tekanan Diesel
8. Tuas pengatur kecepatan  (speed control lever) Diesel  
9. Tempat Bahan Bakar
10. Gelas Ukur
11. Tangki Air Pendingin
12. Board Panel Controller
13. Amperemeter
14. Tachometer
15. Voltmeter
16. Sakelar fungsi Pembebanan
17. Potensiometer  

           Pengambilan Data Penelitian dilakukan dengan metode constant speed, dimana putaran pada motor diesel uji dijaga agar tidak berubah untuk setiap penambahan beban dengan jalan mengatur speed control lever yang ada pada sisi motor, Untuk memudahkan start dalam kondisi dingin, digunakan bahan bakar solar terlebih dahulu dan motor  dibiarkan berkerja kurang lebih 15 menit untuk memastikan seluruh solar telah terbakar sempurna, baru kemudian  dimasukkan bahan bakar uji yang diinginkan.
         Lakukan pembebanan pada dinamometer dengan jalan memutar potensiometer ke skala maksimum, kemudian diikuti dengan penyalaan bola lampu pijar sesuai beban yang diinginkan. Pengambilan data dilakukan setelah dinamometer yang miring akibat gaya magnet hasil pembebanan diseimbangkan lebih dahulu dengan memberikan beban anak timbangan pada lengan dinamometer.
        Data yang diukur meliputi beban pada lengan dinamometer, waktu konsumsi bahan bakar tiap 40 ml, kelembaban udara, temperatur motor, gas buang, dan udara pengujian  serta kadar jelaga. Dari hasil pengambilan data, dapat dilakukan perhitungan unjuk kerja motor diesel seperti daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik, bmep, efisiensi serta kandungan jelaga pada gas buang 

Tulisan diatas ialah rangkuman dari apa yang saya baca di sebuah web, dan saya mohon maaf seandainya rangkuman saya diatas mungkin sampai salah mengartikannya.