Senin, 08 Desember 2014

PREPARASI DAN KARAKTERISASI MATERIAL KERAMIK BARIUM TITANAT (BaTiO3) DENGAN METODE PERTUMBUHAN BUTIR TERORIENTASI UNTUK APLIKASI PIEZOELEKTRIK

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2009-02-23 15:16:34
Oleh : RUDY OCTAVIUS SIHOMBING (NIM 13703006), Central Library Institute Technology Bandung
Dibuat : 2007, dengan 7 file

     Material piezoelektrik tekstur polikristalin diharapkan dapat menghasilkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan keramik yang tidak bertekstur, dan biaya pemrosesan yang lebih murah dibandingkan dengan material kristal tunggal. Studi ini melakukan pembuatan material keramik piezoelektrik tekstur polikristalin dengan metode Pertumbuhan Butir Terorientasi (Templated Grain Growth-TGG).

     Sejumlah fraksi dari partikel template anisotropik diorientasikan pada partikel matriks yang ukuran butirnya lebih kecil dengan proses tape casting, dan terjadi pertumbuhan butir seiring dengan perlakuan panas dimana butir matriks tumbuh disekeliling partikel template pada satu arah orientasi. Sintesis material matriks BaTiO3 dilakukan dengan proses konvensional solid-state menggunakan oksida BaCO3 dan TiO2.

     Sedangkan, pembuatan material template BaTiO3 dilakukan dengan metode hidrotermal, yaitu dengan pencampuran larutan Ba(OH)2 dan TiO2 pada pH basa antara 13-14 untuk menghasilkan material template dengan aspek rasio yang tinggi. Proses tape casting dilakukan dengan perbandingan % berat matriks : template = 7:3. Analisis semikualitatif SEM mengamati bahwa fraksi kristal tekstur meningkat seiring dengan kenaikan temperatur dan terjadi mekanisme exagerated grain growth pada temperatur 1200 derajat C. Konstanta dielektrik cenderung meningkat seiring dengan kenaikan temperatur. Penelitian ini merupakan studi awal preparasi keramik tekstur piezoelektrik.

Sumber :

DEPOSISI DAN KARAKTERISASI LAPISAN ZnO SUPERHIDROFOBIK

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2009-02-23 15:04:49
Oleh : DIMAS ANDRY WIJAYANTO (NIM 13703013), Central Library Institute Technology Bandung
Dibuat : 2007, dengan 7 file

     Permukaan superhidrofobik digunakan untuk menangkal debu (anti-dirt) dan jamur (anti-fungi). Dalam penelitian ini dilakukan studi pembuatan lapisan ZnO superhidrofobik pada gelas preparat. Lapisan superhidrofobik dibuat dengan metoda rute kimia basah (wet chemical route) menggunakan bahan campuran Zn-Nitrat, amonium klorat, urea dan 25% amonia, yang dilarutkan dalam air. Deposisi lapisan ZnO dilakukan dengan cara mencelupkan gelas preparat kedalam larutan dan dipanaskan pada temperatur 90oC dengan variasi waktu 1-24 jam, pada posisi tegak dan 37o terhadap sumbu normal. Lapisan ZnO dicelupkan pada larutan asam stearat-hexane dengan konsentrasi 0.001-0.05 M selama 2 hari pada temperatur kamar.

     Perlakuan panas dilakukan terhadap sampel pada temperatur 60-150 derajat C selama 1 jam. Morfologi permukaan sampel dikarakterisasi dengan scanning electron microscope (SEM), ikatan kimiawi pada permukaan dengan fourier tranform infra-red (FTIR), dan sudut kontak dengan pengukuran visual terhadap foto tetesan air pada permukaan. Kestabilan sifat hidrofobik dilakukan dengan mengukur sudut kontak sebagai fungsi waktu.

     Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa posisi substrat selama deposisi dan konsentrasi asam stearat tidak berpengaruh secara berarti pada sudut kontak. Sebaliknya, perlakuan panas dari 60 derajat C sampai 150 derajat C menurunkan sudut kontak dari 156,83 derajat C hingga 64,96 derajat C. Waktu deposisi 24 jam menurunkan sudut kontak sebesar 15,9 % dari waktu deposisi 1 jam. Sudut kontak terbesar 156,83 derajat dicapai pada sampel dengan posisi substrat 37 derajat terhadap sumbu normal pada proses deposisi dan dengan konsentrasi asam stearat 0,001 M.

Sumber :

PENGARUH OKSIDAN TERHADAP SIFAT MAGNET BARIUM FERRITE YANG DIBUAT DENGAN METODE SOL GEL AUTO COMBUSTION

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2009-02-23 14:57:48
Oleh : GEDE RESA UDAYANA KUSUMA (NIM 13703033), Central Library Institute Technology Bandung
Dibuat : 2007, dengan 7 file

     Barium ferrite adalah material dengan sifat magnet yang baik dan digunakan secara luas sebagai magnet permanen. Serbuk barium ferrite yang memiliki ukuran nanometer, fasa yang homogen, dan distribusi ukuran yang kecil mempunyai performa yang tinggi. Banyak usaha telah dilakukan untuk membuat serbuk barium ferrite dengan ukuran yang lebih kecil. Metode sol gel auto combustion adalah teknik baru dalam membuat serbuk barium ferrite berukuran kecil yang memanfaatkan reaksi pembakaran antara garam logam dengan bahan bakar organik.

      Pada penelitian ini, dibuat serbuk barium ferrite dengan metode sol gel auto combustion. Bahan baku yang digunakan, Fe(NO3)3.9H2O, Ba(NO3)2, dan bahan bakar asam sitrat dilarutkan dalam aqua bidestilat. Rasio Fe/Ba adalah 7 dan 12, sedangkan rasio kation terhadap asam sitrat adalah 1:2. Untuk rasio Fe/Ba 7, tiga larutan dengan oksidan yang berbeda, H2O2, HNO3, dan HClO4, disiapkan untuk membandingkan pengaruh masing-masing oksidan terhadap serbuk barium ferrite yang dihasilkan. Untuk rasio Fe/Ba 12 disiapkan dua larutan, satu dengan oksidan H2O2 dan yang lain tanpa oksidan. pH pada semua larutan adalah 7. Serbuk yang telah dikalsinasi dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM, dan Permagraph magnetometer.
 

     Dari ketiga oksidan yang digunakan, HNO3 menghasilkan serbuk dengan sifat magnet yang lebih baik dengan remanency 2030 Gauss, dan BHmax 0,73 MGOe. Penggunaan oksidan H2O2 dan HClO4 dalam metode sol gel auto combustion tidak efektif Sifat magnet yang maksimum tidak bisa dicapai karena adanya fasa BaFe2O4 dan hematite pada sampel.

Sumber :

Senin, 01 Desember 2014

PEMBUATAN PROGRAM PENGHITUNG VARIABEL OPERASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (CYCLE-TERMO)

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-11 14:26:08
Oleh : BUDI DHARMO (NIM : 131 00 098); Pembimbing : Willy Adriansyah, S1 - Department of Mechanical Engineering
Dibuat : 2006, dengan 7 file

Hampir di setiap perindustrian, baik kecil maupun besar, dapat ditemukan komponen-komponen sistem termal yang bergabung membentuk satu kesatuan sistem termal. Untuk kepentingan optimasi atau kepentingan desain awal, kita harus menghitung setiap variabel operasi yang terlibat sehingga kita dapat mengetahui varibel operasi mana yang harus kita sempurnakan.

Untuk sistem termal yang sederhana, penghitungan variabel-variabel operasinya cukup mudah dan dapat dilakukan secara manual. Namun, untuk sistem termal yang mempunyai jumlah komponen yang cukup banyak, penghitungan variabel-variabel operasinya cukup menyulitkan dan menyita waktu bila dilakukan secara manual. Selain itu, ada kemungkinan timbulnya kesalahan akibat faktor manusia bila penghitungan variabel-variabel operasi sistem termal tersebut dilakukan secara manual.

Agar penghitungan menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan kemungkinan timbulnya kesalahan menjadi lebih kecil, dibutuhkan suatu program komputer tertentu yang dapat menghitung variabel operasi suatu sistem termal tertentu baik yang melibatkan sedikit variabel operasi maupun yang melibatkan banyak variabel operasi. Oleh karena itu, penulis membuat suatu program penghitung variabel sistem termal khususnya sistem pembangkit listrik tenaga uap yang penulis namakan "Cycle-Termo". Cycle-Termo dapat melakukan penghitungan variabel operasi sistem pembangkit listrik tenaga uap dengan tingkat fleksibilitas yang
tinggi mengenai jenis variabel operasi sebagai variabel input yang diketahui, sehingga Cycle-Termo adalah program yang cukup ampuh yang dapat mengungguli beberapa program simulasi lain yang lebih mahal. Namun masih banyak kekurangan pada Cycle-Termo, sehingga penelitian dan pengembangan yang lebih mendalam sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pogram simulasi sistem termal yang mampu bersaing dalam berbagai hal dengan program simulasi lain yang telah berskala internasional.

 Sumber :

PENYUSUNAN PARAMETER DENAVIT-HARTENBERG KAKI ROBOT AIBO DAN SIMULASI GERAKNYA

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-11 14:31:56
Oleh : ETTIM DWI YOGA (NIM : 13100030); Pembimbing : Dr. Ir. Indrawanto , S1 - Department of Mechanical Engineering
Dibuat : 2006, dengan 8 file

Karena robot AIBO berjalan dari suatu tempat ke tempat lain, maka diperlukan kinematik robot agar gerakan kakinya sesuai dengan lintansanya. Pada tugas sarjana ini masalahnya adalah bagaimana membangun kinematik robot AIBO dan memberikan visualisasi gerakan maju ke depan pada kaki robot.  

Salah satu parameter kinematik robot adalah parameter Denavit-Hartenberg. Nilai parameter tersebut diperoleh dari situs www.aibo.com dan digunakan untuk penyusunan persamaan kinematik robot AIBO. Untuk membangun kinematik robot digunakan metoda kinematik maju (forward kinematic). Untuk visualisasi gerakan maju robot digunakan simulasi dengan pembuatan model robot yang digerakan dalam perangkat lunak simulasi. 

Pada tugas sarjana ini diperoleh model AIBO dengan dimensi model 319 mm x 180 mm x 278 mm(P x L x T) dan penyusunan persamaan kinematik robot. Hasil yang didapat pada tugas sarjana ini dapat bermanfaat dalam pengembangan program kinematik dan trajektori robot khususnya robot empat kaki.

Sumber :

IDENTIFIKASI MODEL DAN PERANCANGAN KENDALI SISTEM SERVO ELEKTROHIDRAULIK VARIABLE SPEED PUMPING

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-11 14:36:15
Oleh : ELVIN SUBHIANTO (NIM : 13100067); Pembimbing : Dr. Ir. Indrawanto, S1 - Department of Chemical Engineering
Dibuat : 2006, dengan 7 file

Sistem elektrohidraulik banyak digunakan untuk keperluan pemosisian atau lebih dikenal dengan servo elektrohidraulik karena mampu menangani beban gaya atau torsi yang besar. Pada penelitian ini akan dibangun sistem elektrohidraulik untuk keperluan pemosisian piston aktuator aksi tunggal menggunakan metode pengaturan kecepatan pompa sehingga diperoleh suatu sistem servo elektrohidraulik yang sederhana. Penelitian ini terdiri dari perancangan sistem servo elektrohidraulik dengan menggunakan metode pengaturan kecepatan putar pompa, merancang sistem kendali servo elektrohidraulik jenis umpan balik berbasis fungsi alih yang terdiri dari pemodelan sistem menggunakan identifikasi sistem dan perancangan pengendali menggunakan metode root locus, serta menganalisis unjuk kerja dari sistem kendali ini.
 
Pengaturan kecepatan pompa dilakukan dengan mengatur kecepatan rotor motor AC. Pengaturan kecepatan putar rotor motor AC dilakukan dengan mengatur frekuensi tegangan masukan ke stator motor AC menggunakan inverter. Masukan inverter berupa tegangan searah. Besarnya frekuensi keluaran inverter sebanding dengan besar tegangan searah.  

Pemodelan sistem dilakukan dengan metode identifikasi sistem. Identifikasi sistem membutuhkan data masukan dan data keluaran sistem. Pada sistem servo elektrohidraulik masukan sistem berupa tegangan analog ke inverter, sedangkan keluaran sistem berupa posisi piston yang dibaca oleh sensor posisi potensiometer dalam bentuk tegangan analog. Perancangan pengendali menggunakan metode root locus. Hasil perancangan pengendali sistem servo elektrohidraulik yang didapatkan cukup baik. Hal ini dinilai dari kestabilan respon dinamik posisi piston terhadap sinyal perintah berupa posisi yang dikirim oleh program komputer.

Sumber :

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DIESEL BERBASIS DATA GETARAN MENGGUNAKAN LOGIKA SAMAR

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-12 10:03:52
Oleh : FAJRI (NIM : 13100076); Pembimbing : Dr. Ir. Sangriyadi Setio; Prof. Wiranto Arismunandar, S1 - Department of Mechanical Engineering
Dibuat : 2005, dengan 8 file

Persaingan yang ketat di dunia industri dewasa ini, memicu perkembangan metode perawatan untuk dapat memenuhi target produksi, menekan biaya operasi dan perawatan. Perawatan prediktif adalah metode yang mampu menjawab tantangan ini.

Metode perawatan prediktif memungkinkan untuk mendeteksi secara dini gejala kerusakan mesin, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindari. Kegiatan perawatan pun dapat direncanakan dan dipersiapkan dengan lebih baik. Perawatan prediktif menggunakan data getaran merupakan cara yang efektif dalam menentukan kondisi mesin. Menggunakan bantuan perangkat lunak, analisis data getaran ini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Dalam hal ini, logika samar dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasi kondisi mesin berdasarkan data getaran.

Data getaran pada berbagai kondisi yang diperoleh melalui pengujian, dilatihkan untuk membentuk suatu sistem pengenalan pola kerusakan menggunakan logika samar. Serangkaian pengujian yang dilakukan menunjukkan sistem ini mampu dalam mengidentifikasi kondisi mesin dengan baik, dengan menguji coba sistem pengenalan pola tersebut menggunakan data getaran yang telah ditambahkan noise.

Sumber :

PENGARUH PENAMBAHAN TITANIA (TiO2) -SILIKA (SiO2) TERHADAP PENURUNAN TEMPERATUR SINTERING ALUMINA (A12O3)

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-12 09:36:08
Oleh : LUTHFI CAHYA WIBISONO (NIM : 13700010); Pembimbing : Dr.Ir. Aditianto Ramelan, S1 - Department of Mechanical Engineering
Dibuat : 2005, dengan 6 file

menghasikan keramik alumina dengan kekuatan mekanik yang rendah dan prioritas yang cukup tinggi yaitu 26-58 %, demikian halnya dalam penelitian Benny (2004) yang membuat isolator keramik alumia yang menggunakan aditif titania (TiO2), dan disuntering pada temperatur 1500 oc menghasilan kekuatan mekanik yang masih rendah yaitu 153 VHN dengan porositas 16-22 %, penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dengan tujuan utama adalah meningkatkan kekerasan dan menurunkan porositas dari keramik alumina tersebut.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan ball millng terhadap serbuk alumina selama 8 jam dengan tujuan mereduksi partikel dan memudahkan proses sintering, selain itu dilakukan penambahan oksida lain yaitu titania (TiO2) dan silika (SiO2) yang menurut Journal of The american Ceraic society vol.84, No 5 May 2001 untuk mengatasi penurunan densitas dan kekuatan mekanik pada keramik alumina (A1203) -titania (Tio2) perlu ditambahkan aditiv separti SiO2, MgO, ZrO2 atau CaO.

Dari hasil penelitian didapat kekerasan keramik alumina meningkar dan nilai porositas keramik alumina tersebut menurun dengan penambahan titania 0,75 % berat dan dilika 0,25 % berat, karena penambahan titania dan silika menyebabkan laju difusi keramik meningkat dan terjadi reaksi defect.

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maka nilai porositas keramik yang dihasilkan pada penelitian ini lebih baik, yaitu 10-12 % dengan kekerasan mencapai 917 + 90 VHN dalam skala Mohs bernilai 9.

Sumber :

PENGELASAN DALAM AIR MENGGUNAKAN METODE SMAW PADA PELAT BAJA AISI / SAE 1012

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2014-03-12 10:44:13
Oleh : IMAM DETRIANA (NIM : 13100068); Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Rochim Suratman, S1 - Department of Mechanical Engineering
Dibuat : 2006, dengan 7 file

Pengelasan dalam air telah menjadi sebuah proses manufaktur yang penting pada berbagai macam industri kelautan/perairan meskipun penggunaannya masih terbatas pada proses-proses perbaikan. Keunggulan dari pengelasan dalam air adalah peralatan yang sederhana dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan proses perbaikan yang lain. Kendala utama proses pengelasan dalam air adalah buruknya kualitas hasil lasan akibat kondisi lingkungan berupa air. Perbaikan kualitas yang dilakukan dengan menggunakan elekroda khusus pengelasan dalam air secara ekonomi tidak menguntungkan karena biaya yang cukup mahal sehingga dilakukan usaha untuk menggganti elektroda khusus tersebut dengan elektroda biasa untuk pengelasan di udara yang telah dilapis menggunakan pelapis anti air.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dua jenis elektroda yaitu AWS E6013 dan E7018 yang telah dilapis dengan pelapis yang berbeda pula yaitu flintkote dan ZnCrO4 terhadap kualitas hasil lasan dalam air. Kemudian akan diteliti pula pengaruh arus pengelasan (heat input) terhadap kualitas hasil pengelasan dalam air. Yang menjadi parameter kualitas dalam penelitian ini adalah aspek operasi, penampakan visual, struktur makro, struktur mikro, dan harga kekerasan hasil lasan. Logam induk yang digunakan adalah baja karbon rendah AISI / SAE 1012.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa elektroda E6013 menghasilkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan elektroda E7018 karena tidak ditemukan retak pada hasil lasannya meskipun pada logam las hasil pengelasan dengan elektroda E7018 terbentuk fasa ferit asikular dan bainit yang lebih banyak. Secara teoritik, pembentukan ferit asikular dan bainit yang lebih banyak akan menghasilkan ketangguhan yang lebih baik. Penggunaan arus pengelasan yang lebih tinggi menyebabkan terbentuknya ferit batas butir dan ferit Widmanstatten yang lebih banyak. Harga kekerasan rata-rata hasil lasan menggunakan elektroda E7018 secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan hasil lasan menggunakan elektroda E6013. Arus pengelasan yang semakin tinggi cenderung menurunkan harga kekerasan daerah lasan (logam las dan HAZ). Tidak ditemukan pengaruh yang jelas dari perbedaan jenis pelapis terhadap kualitas sambungan las.

Sumber :

CARA MEMBUAT TINGKATAN NILAI DI MS EXCEL MENGGUNAKAN RUMUS



Assalamu’alaikum Wr. Wb
Oke langsung aja yaaa
Kalian pernah denger aplikasi pengolah kata yang populer ga sejak dahulu ?? yuuppss betul sekali aplikasi itu ialah microsoft excel. Jika dilihat sekilas dari namanya , pasti kalian sudah tau kan sedikit banyaknya fungsi dan kegunaan aplikasi tersebut.
Jadi pada kesempatan ini saya akan sedikit bercerita tentang bagaimana cara mengaplikasikan aplikasi MS excel ke dalam sebuah laporan nilai ,  dan bisa anda lihat dibawah ini




Mungkin itu adalah contoh kecil dari sebuah pengaplikasian aplikasi itu sendiri, namun kalian terkadang pasti bingung kan bagaimana cara membuat sebuah nilai tanpa kita jumlahkan secara manual namun kita hanya menggunakan sebuah rumus.
nah saya ambil 1 contoh saja ya, jika kalian ingin menentukan sebuah nilai itu mendapat nilai A,B,C atau D kalian tinggal masukan rumus seperti ini , Contoh ( lihat gambar )
=IF(J21>80;”A”)
Maka jika kalian tekan enter maka huruf mutunya akan secara otomatis terisi, dan lakukan cara yang sama untuk menentukan huruf mutu lainnya.
Mudah bukan? Jika ada yg masih kurang jelas , bisa tingggalkan komentar dibawah